source_sentence
stringlengths
1
531
target_sentence
stringlengths
1
482
Heran pula kita melihat
Heran pula kita melihat
merasa kagum dan ikut
merasa kagum dan ikut
berapa banyak musuh di- pira musuh genta lawan
berapa banyak musuh diperkirakan musuh genta lawan
Raden hamba pamit besok
Raden saya pamit besok
akan mati semua hamba.
semua hamba akan mati.
kalau mati cuma sekejap
kalau mati cuma sekejap
yang selamat sulit dicari.
yang selamat sulit dicari.
pergi ke Sugian
pergi ke Sugian
tak lama kembali ia
tak lama kembali ia
Nyoman Bataya berkata
Nyoman Bataya berkata
jangan kamu ribut begini.
jangan kalian ribut begini.
tak lama sampailah di kali Raja' berhenti
tak lama sampailah di kali Raja' berhenti
tak lamaa antaranya
tak lama antaranya
Pringgarata sudah jadi api.
Pringgarata sudah jadi api.
kemudian mereka meributkan
kemudian mereka meributkan
manusia yang di atas beringin itu
manusia yang di atas beringin itu
Pringgarata sudah jadi api.
Pringgarata was jari api.
Bali sebiji pun
Bali ngongget sai'
laskar agama Islam
sikep gama Selam
beristirahat memerangi.
batelah pada njiyatin.
Penuh di setiap bawah beringin
Bilang bawa' kayu' waringin
tiba-tiba mendongak
ndadak sara ndonga'
kemudian mereka meributkan
Banjur batrus lapu' pada mapiang
manusia yang di atas beringin itu
tau sile' bawon waringin
dua-duanya berteriak sedih
dedua'na hengkrak
menutup muka keduanya.
nungkem muwa pada tarik.
Keduanya sama terjengkang
Dedua'na pada tarik bajrongkang
berjaga-jaga
nyangrain
lebih sungsut bekas kelewang
Lebih sungsut bekas klewang
bergabung di Narmada
Sile' Narmada
Pergi memerangi Bali
Nggebuk Bali mangkat
atau ingin menanyakan
Gen ngetuanang
Anak Agung Made
Anak Agung Made
[LAMPIRAN]
[APPENDIX]
[TRANSLITERASI TEKS DAN TERJEMAHAN GEGURITAN PAKANG RARAS]
[TRANSLITERATION TEXT AND TRANSLATION OF GEGURITAN PAKANG RARAS]
[BABI PENDAHULUAN]
[CHAPTER I INTRODUCTION]
[Pendahuluan]
[Introduction]
[1.1 Latar Belakang]
[1.1 Background]
[Penelitian Cerita Panji dalam Sastra Bali Klasik ini terlebih dahulu akan dibicarakan pengertiannya.]
[In this study, the understanding of Cerita Panji in Classical Balinese Literature will first be discussed.]
[Masalah itu menimbulkan beberapa pendapat yang patut dipertimbangkan dalam rangka kajian ini.]
[This issue raises several opinions that should be considered in this study.]
[Penelitian cerita panji yang ada di Bali itu sesungguhnya bukan hal yang baru
[The study of Cerita Panji existing in Bali is actually not new
yaitu berbentuk tembang tengahan kidung)
namely in the form of the middle song (kidung)
pernah diteliti oleh Brandes (1901-1926)
it has been studied by Brandes (1901-1926)
Poerbatjaraka (1940)
Poerbatjaraka (1940)
Pigeaud (1967)
Pigeaud (1967)
Robson (1971)
Robson (1971)
dan Zoetmulder (1974).]
and Zoetmulder (1974).]
dan Zoetmulder (1974).
dan Zoetmulder (1974).
bring Daha.
mereka menemukan darah tercecer yang berbau harum di sisi sebuah kuburan yang baru.
ngepung!"
"Pergilah kamu semua mengepung!"
ngiring
mengikuti
sandika Cokor
perintah Tuanku
sagelem
perintah
I
I
dini
kanan
katon
tampak
betek cokore mamudak.
betisnya seperti bunga pandan.
kocap ida kayun lunga
diceritakan beliau hendak bertamasya
masipat kung ring tingal
hitam alisnya menarik
masekar gambir magempol
berbunga setangkai kembang gambir
menggep asin
sungguh serasi
masinjang cepuk kembang
berkain dalam dengan cepuk kembang
nginte ngemban pada nungsung
nginta ngemban bersama mengantar
sopacara maring arsa
semua upacara di depan
mawastra ni sukaarsa
bernama ni sukaarsa
raris medal raden galuh
lalu raden galuh keluar
sampun mlinggih
setelah duduk
payung merak maekmbaran
payung kebesaran berpasangan
kadi sang drupada putri
bagaikan dewi drupadi
sing tumingal pada gaok
setiap yang melihat kagum
gelis prapti
segera tiba
parekane sami ring jaba
para rakyat yang berada di luar
manganti rahaden dewi
menantikan tuan putri
pangiringe wadon-wadon
para pengiringnya wanita
sami becik
semua indah
tamane kadi ring swargan.
taman itu bagaikan di surga.
kit ahuhu-a
pada ngiring ngalap santun,
pada ngiring ngalap santun
mereka mengantarkan memetik bunga
ngustakengah maturukti
melati dan gambir
nadiang ida raden galuh
demikian pula raden galuh
Kocapan Sang Mantri ketua,
kakak ni bayu melilidan
Rahaden Mantri sumaur
Raden Mantri menjawab
Kocapan ida ngaturang
Kocapan ida ngaturang
ngawe pangid, lalu bergaya, raris ngojog ka Pagaluhan.
terus menuju ke Keputrian.
Sapraptane ring Pagaluhan, Setibanya di Keputrian, dapetang Rahaden Dewi, dijumpai Tuan Putri, ri sedek ida mamaos, beliau sedang membaca, raris ya Ni Bayan rauh, lalu Ni Bayan tiba.
Setibanya di Keputrian, dijumpai Tuan Putri, beliau sedang membaca, lalu Ni Bayan tiba.
Niki parekan I Dewa, Inilah hamba Tuanku, sampun prapti. sudah tiba.
Inilah hamba Tuanku, sudah tiba.
Raden Dewi gelis manyingkak. Tuan Putri segera melihat.
Tuan Putri segera melihat.
Raris ida mejang lontar, Lalu beliau meletakkan lontar, tumuli ngandika aris, seraya berkata halus.
Lalu beliau meletakkan lontar, seraya berkata halus.
Mai dinian manongos, Marilah duduk mendekat, eda cai jejeh takut! jangan kamu takut!
Marilah duduk mendekat, jangan kamu takut!
Makelo cai twara ngenah, Lama kamu tidak kelihatan, marajani, baru kali ini.
Lama kamu tidak kelihatan, baru kali ini.
Yen twara Embok nundenang, Kalau Kakak tidak menyuruh, Ni Bayan mangalih cai, Ni Bayan mencarimu.
Kalau Kakak tidak menyuruh, Ni Bayan mencarimu.
tan inget cai ring Embok, tidak teringat kamu dengan Kakak, nuduk cai di taman malu.
tidak teringat kamu dengan Kakak, memungut dirimu di taman dahulu.
Rahadyan saur lwir gula, Sang Pangeran menjawab manis, Matur sisip, Minta maaf.
Sang Pangeran menjawab manis, Minta maaf.
Tityang nunas gung sampura. hamba mohon ampun.
hamba mohon ampun.
Tityang nunas pepongoran, Hamba mohon hukuman, ne mangkin tityang sekarang hamba memenuhi, perintah, perintah.
Hamba mohon hukuman, sekarang hamba memenuhi, perintah.
parek ring Cokor I Dewa, menghadap Tuanku Putri, boya tityang lali Ratu, bukan hamba melupakan Tuanku.
menghadap Tuanku Putri, bukan hamba melupakan Tuanku.
ring atur tityang ring taman, akan perkataan hamba di taman.
akan perkataan hamba di taman.
inggih mangkin, sekarang, tityang muputang ngaula. hamba akan menghamba.
sekarang, hamba akan menghamba.
Rahaden Dewi ngandika, Tuan Putri berkata.
Tuan Putri berkata.
Yening keto tuhu cai, Kalau memang benar demikian, da buin ka jaba nongos, jangan lagi tinggal di luar.
Kalau memang benar demikian, jangan lagi tinggal di luar.