source_sentence
stringlengths
1
531
target_sentence
stringlengths
1
482
ring umahe Inya Bekung, di rumah Inya Bekung, di Rangki cai magenah, di kamu diam.
di rumah Inya Bekung, di kamu diam.
jroning puri, di dalam istana, ditu mlajah ane melah! di sana belajar yang baik!
di dalam istana, di sana belajar yang baik!
Cai anggon Embok nyama, Kamu kuanggap saudara, Embok mengadanin cai, Kakak menamai dirimu.
Kamu kuanggap saudara, Kakak menamai dirimu.
cai madan Pakang Raras. kamu bernama Pakang Raras.
kamu bernama Pakang Raras.
Rahadyan gelis sumaur, Sang Pangeran segera menjawab.
Sang Pangeran segera menjawab.
Tityang tan purun piwal, Hamba tidak berani menolak, tityang ngiring, hamba menurut.
Hamba tidak berani menolak, hamba menurut.
ledang Ratu ngicen wasta. terserah Tuanku menamai hamba.
terserah Tuanku menamai hamba.
Raden Galuh mangandika, Raden Galuh berkata.
Raden Galuh berkata.
Bayan kema ke masagi, Bayan siapkan hidangan, sagiang I Pakang Raras, hidangkan kepada I Pakang Raras.
Bayan siapkan hidangan, hidangkan kepada I Pakang Raras.
apang ya madaar malu! supaya dia makan!
supaya dia makan!
Ni Bayan matur sandika, Ni Bayan menurut perintah, gelis masagi, segera menyiapkan hidangan, Ni Bayan mamakta soda. Ni Bayan membawa makanan.
Ni Bayan menurut perintah, segera menyiapkan hidangan, Ni Bayan membawa makanan.
Raden Dewi malih ngandika, Tuan Putri berkata lagi, Nah madaar ke malu cai! Makanlah kamu terlebih dahulu!
Tuan Putri berkata lagi, Makanlah kamu terlebih dahulu!
Pakang Raras saur nunas, Pakang Raras menerima, Paican Cokor I Ratu. Pemberian Tuan Putri.
Pakang Raras menerima, Pemberian Tuan Putri.
Tuan Dewi saur lantang, Tuan Putri berseru, Madaar cai, Makanlah kamu, kanggwang keto saadana! terimalah seadanya!
Tuan Putri berseru, Makanlah kamu, terimalah seadanya!
Pakang Raras madaar, Pakang Raras makan, wus madaar nginang sirih, selesai makan lalu makan sirih.
Pakang Raras makan, selesai makan lalu makan sirih.
sambil nunas pakayunan, sambil menanyakan kehendak beliau, ngandika Rahaden Galuh, Rahaden Galuh berkata.
sambil menanyakan kehendak beliau, Rahaden Galuh berkata.
Nah kema ke jani budal, Pulanglah sekarang, teked di Rangki, sampai di Rangki.
Pulanglah sekarang, sampai di Rangki.
ditu tongos cai melah. di sana tempatmu yang bagus.
di sana tempatmu yang bagus.
Nanging eda cai tuna, Akan tetapi,janganlah kamu kurang, melajahin solah becik, belajar tingkah baik.
Akan tetapi,janganlah kamu kurang, belajar tingkah baik.
maguru lagu wirama, belajar guru lagu dan wirama kakawin, ane nyandang ogya tiru, yang patut ditiru.
belajar guru lagu dan wirama kakawin, yang patut ditiru.
eda malu ngaku bisa, janganlah mengaku pandai, keto cai! demikianlah hendaknya!
janganlah mengaku pandai, demikianlah hendaknya!
Saur kenying reke Rahadyan, Sang Pangeran menjawab sambil tersenyum.
Sang Pangeran menjawab sambil tersenyum.
Tityang nyuun pangandika, Hamba menurut perintah, sakayun Ratu mas manik, sekehendak Tuanku Putri.
Hamba menurut perintah, sekehendak Tuanku Putri.
saurip tityange nyokor, sehidup hamba akan menghamba, mamarekan ring I Ratu, menghamba kepada Tuanku.
sehidup hamba akan menghamba, menghamba kepada Tuanku.
dyapin maawanan rusak, walau hancur sekalipun, tityang bakti, hamba setia, sakayun Cokor I Dewa. apa yang Tuanku Putri inginkan.
walau hancur sekalipun, hamba setia, apa yang Tuanku Putri inginkan.
Raden Dewi mangandika, Raden Dewi berkata, Meme Inya kema mulih, Bibi Inya pulanglah.
Raden Dewi berkata, Bibi Inya pulanglah.
eda Meme wewangenan, janganlah Bibi bersedih, magusti tekening aku, menghamba kepadaku.
janganlah Bibi bersedih, menghamba kepadaku.
panak Memene dini depang, anak Bibi biar di sini, ya di Rangki, tinggal di Rangki.
anak Bibi biar di sini, tinggal di Rangki.
mai delokin kapah-kapah! tengoklah sewaktu-waktu ke mari!
tengoklah sewaktu-waktu ke mari!
Inya Bekung matur sembah, Inya Bekung berkata seraya menyembah, Ratu Ayu tityang ngiring. Tuanku Putri hamba menurut perintah.
Inya Bekung berkata seraya menyembah, Tuanku Putri hamba menurut perintah.
Rahadyan sumaur alon, Sang Pangeran berkata halus.
Sang Pangeran berkata halus.
Mrika Bibi Inya mantuk, Pulanglah Bibi Inya, eda Bibi menyebetang! janganlah Bibi bersedih hati, Tityang dini, saya di sini, di Rangki pacang magenah. diam di Rangki.
Pulanglah Bibi Inya, janganlah Bibi bersedih hati, saya di sini, diam di Rangki.
Yen Bibi enu tresna, Kalau Bibi masih sayang, ring tityang wong kepadaku orang yang sengsara, kasiasih, nanging Bibi da mekelo, janganlah Bibi lama.
Kalau Bibi masih sayang, kepadaku orang yang sengsara, janganlah Bibi lama.
brangti teken tityang ubuh, marah kepadaku orang yatim, piatu, tan pameme tan pabapa, tanpa ibu bapak, mangkin Bibi, sekarang Bibi, anggen tityang meme bapa. saya anggap ibu bapak.
marah kepadaku orang yatim, piatu, tanpa ibu bapak, sekarang Bibi, saya anggap ibu bapak.
Katah panyroan mirengang, Banyak dayang mendengarkan, kalih Ida Raden Dewi, bersama Raden Dewi, twi tuah mekada lodoh, memang menimbulkan sedih.
Banyak dayang mendengarkan, bersama Raden Dewi, memang menimbulkan sedih.
nyatwa teken Inya Bekung, bercerita kepada Inya Bekung, Ni Inya masemu waspa, Ni inya berlinang air mata, tur mapamit, lalu mohon diri, tumuli mangraris budal. dan segera pulang.
bercerita kepada Inya Bekung, Ni inya berlinang air mata, lalu mohon diri, dan segera pulang.
Twan Dewi malih ngandika, Raden Dewi berkata lagi.
Raden Dewi berkata lagi.
ring panginte Bayan kepadainang pengasuh Bayan Sangit, Sangit, Kaka kema ditudabdabang, Kakak siapkan di sana.
kepadainang pengasuh Bayan Sangit, Kakak siapkan di sana.
lla tikeh galeng muah kasur, tikar bantal dan kasur, langse leluure pantesang, langselo leluurl yang serasi, muah geguling, dan bantal guling, teken pawohan pawiduhan! serta tempat buah dan tempat ludah.
tikar bantal dan kasur, langselo leluurl yang serasi, dan bantal guling, serta tempat buah dan tempat ludah.
Panyroan makta pamreman, Dayang membawa tempat tidur, maduluran canang awanci, bersama dengan sajen sedulang, miwah wastra cepuk wirangrong, dan kain cepuk wirangrong.
Dayang membawa tempat tidur, bersama dengan sajen sedulang, dan kain cepuk wirangrong.
sabuk sutrane masaud, ikat pinggang sutra yang dianyam, kampuh sutra kebintangan, kampuhls sutra berhiaskan bintang.
ikat pinggang sutra yang dianyam, kampuhls sutra berhiaskan bintang.
madasar tangi, berdasar warna ungu, sapanganggen anak lanang, satu pasang pakaian orang laki-laki.
berdasar warna ungu, satu pasang pakaian orang laki-laki.
Tumuli raris mamarga, Segera lalu berjalan, adius raris ka Rangki, mandi dan terus ke Rangki.
Segera lalu berjalan, mandi dan terus ke Rangki.
pamargine sada alon, jalannya agak lambat, Raden Dewi da mandulu, Raden Dewi memperhatikan.
jalannya agak lambat, Raden Dewi memperhatikan.
lampahe I Pakang Raras, jalan I Pakang Raras, tahu asin, memang indah, tingkahe niru ka rupa. geraknya sesuai dengan rupanya.
jalan I Pakang Raras, memang indah, geraknya sesuai dengan rupanya.
Tan kocap reke di jalan, Tidak diceritakan dalam perjalanan, sampun rauh ya ring Rangki, dia sudah sampai di Rangki.
Tidak diceritakan dalam perjalanan, dia sudah sampai di Rangki.
Rahadyan malinggih bengong, Sang Pangeran duduk termenung, Bayan Sangit budal sampun, Bayan Sangit sudah pulang.
Sang Pangeran duduk termenung, Bayan Sangit sudah pulang.
Nginte Ngemban lan panyroan, inang pengasuh dan pelayan wanita, pada pakrimik, semua berbisik-bisik, misikang I Pakang Raras, membicarakan I Pakang Raras.
inang pengasuh dan pelayan wanita, semua berbisik-bisik, membicarakan I Pakang Raras.
Pada mangalih paekan, Semuanya mencari akal, ada ngalih guna pengasih, ada yang mencari guna-guna, ada ngalih bungah panganggo, ada yang berusaha berpakaian merah, ada ngalih lengis duyung, ada yang mencari minyak duyung.
Semuanya mencari akal, ada yang mencari guna-guna, ada yang berusaha berpakaian merah, ada yang mencari minyak duyung.
ada nagih mrekosa, ada yang ingin memperkosa, mangunggahin, ada yang mau datang untuk dikawini, ngalih lega makakosodan. cukup senang hanya bersentuhan.
ada yang ingin memperkosa, ada yang mau datang untuk dikawini, cukup senang hanya bersentuhan.
Nengakena punika, Tidak diceritakan tentang itu, kawuwusan Raden Dewi, lalu diceritakan Raden Dewi.
Tidak diceritakan tentang itu, lalu diceritakan Raden Dewi.
sampun munggah ring paturon, sudah berada di tempat tidur, di kayun masih magantung, di hatinya masih terbayang-bayang.
sudah berada di tempat tidur, di hatinya masih terbayang-bayang.
tan lian I Pakang Raras, tiada lain I Pakang Raras, sumlaping liring, yang dirindukan, raris ngandika ring Ni Bayan, lalu berkata kepada Ni Bayan.
tiada lain I Pakang Raras, yang dirindukan, lalu berkata kepada Ni Bayan.
Ane mani Kaka Bayan, Untuk besok Kak Bayan, I Pakang Raras ya alih, carilah I Pakang Raras, apanga ya mai teka! supaya dia datang kemari!
Untuk besok Kak Bayan, carilah I Pakang Raras, supaya dia datang kemari!
Ni Bayan gelis maatur, Ni Bayan segera menjawab, Tityang ngiring pakayunan, Hamba menurut perintah, sampun wengi, sudah malam, nunas Ratu mangkin nyidra! hendaklah Tuanku tidur!
Ni Bayan segera menjawab, Hamba menurut perintah, sudah malam, hendaklah Tuanku tidur!
Kocap jani ngalemahang, Diceritakan sekarang dini hari, Ni Bayan gelis ka Rangki, Ni Bayan segera ke Rangki, mangalih I Pakang Raras, mencari I Pakang Raras.
Diceritakan sekarang dini hari, Ni Bayan segera ke Rangki, mencari I Pakang Raras.
satekane Ni Bayan ditu, setelah Ni Bayan tiba di sana, tumuli neen jelanan, lalu membuka pintu, nu makancing, masih terkunci, kenkenang jani mulian. bagaimana caranya masuk.
setelah Ni Bayan tiba di sana, lalu membuka pintu, masih terkunci, bagaimana caranya masuk.
Ni Bayan mangalih daya, Ni Bayan mencari akal, nenek tembok mangulanting, naik tembok mengglayut, apan kenehe mangorong, karena hati bernafsu, pacang nguyak anak bagus, akan bercumbu dengan pemuda tampan.
Ni Bayan mencari akal, naik tembok mengglayut, karena hati bernafsu, akan bercumbu dengan pemuda tampan.
tan asen susune babak, tidak terasa susunya terluka, twahne pindrih, niatnya keras, manyangkutin I Pakang Raras. dapat tidur dengan I Pakang Raras.
tidak terasa susunya terluka, niatnya keras, dapat tidur dengan I Pakang Raras.
Tumuli ngraris mulian, Lalu terus masuk, Ni Bayan raris ngakebin, Ni Bayan segera menidurinya, sambil mangaras manopdop, sambil mencium sepuas-puasnya.
Lalu terus masuk, Ni Bayan segera menidurinya, sambil mencium sepuas-puasnya.
Rahadyan kagyat awungu, Sang Pangeran terkejut terus bangun, tedun mangraris ya medal, turun dari tempat tidur lalu keluar, kaglantingin, digelayuti.
Sang Pangeran terkejut terus bangun, turun dari tempat tidur lalu keluar, digelayuti.
Rahadyan tan madwe olas. Sang Pangeran tanpa belas kasihan.
Sang Pangeran tanpa belas kasihan.
Ni Bayan nyanding tur ngucap, Ni Bayan menyanding lalu berkata, Semua tama tan kabilbil, wajahnya tenang tiada malu, kabatek ban ati lelor, karena sangat tergoda.
Ni Bayan menyanding lalu berkata, wajahnya tenang tiada malu, karena sangat tergoda.
Krana Embok jani rauh, Adapun maksud kedatanganku, Raden Galuh ngandikayang, Raden Galuh yang menyuruh, ane jani, sekarang, cai ndikayang ka pura! kamu diperintahkan ke istana!
Adapun maksud kedatanganku, Raden Galuh yang menyuruh, sekarang, kamu diperintahkan ke istana!
Raden Mantri mawacana, Raden Mantri berkata, Sandikan Embok tyang ngiring. Saya menurut perintah Kakak.
Raden Mantri berkata, Saya menurut perintah Kakak.
Tumuli majalan reko, Lalu berjalan, gelis parek ring Twan segera menghadap Raden Dewi, Galuh, Rahaden Dewi ngandika, Raden Dewi berkata, sada kenying, dengan senyum, Mai dini Pakang Raras! Kemarilah Pakang Raras!
Lalu berjalan, segera menghadap Raden Dewi, Raden Dewi berkata, dengan senyum, Kemarilah Pakang Raras!
Jalan dini cai melajah, Di sini kamu belajar, magender tabuh kakawin. memukul gender dan membaca kekawin.
Di sini kamu belajar, memukul gender dan membaca kekawin.
Apan Rahadyan wus pascat, Karena Pangeran memang pandai, magender gelis ya patut, permainan gendernya cepat bagus.
Karena Pangeran memang pandai, permainan gendernya cepat bagus.
nanging tetepake nuutang, tetapi cara memukulnya meniru, Raden Wesi, Raden Dewi, kadurus icane ngurukang. dengan senang mengajarkan.
tetapi cara memukulnya meniru, Raden Dewi, dengan senang mengajarkan.
Nah jani Pakang Raras, Sekarang Pakang Raras, jalan suud ngenderj jani, berhentilah bermain gender, jalanke jani mamaca! marilah sekarang membaca!
Sekarang Pakang Raras, berhentilah bermain gender, marilah sekarang membaca!
Rahadyan gelis sumaur, Sang Pangeran lalu menjawab, Inggih tityang ngiring, Baiklah hamba serta belajar, melajah, kidik-kidik, sedikit-sedikit, nanging Ratu gong, tetapi maafkan, Tuanku.
Sang Pangeran lalu menjawab, Baiklah hamba serta belajar, sedikit-sedikit, tetapi maafkan, Tuanku.
Raden Galuh ngambil rontal, Raden Galuh mengambil lontar, kropak Wiwaha kakawin, kakawin Arjuna Wiwaha.
Raden Galuh mengambil lontar, kakawin Arjuna Wiwaha.
tumuli raris kapaos, lalu dibaca, lampah Suprabane kautus, bagian ketika bidadari Supraba diutus.
lalu dibaca, bagian ketika bidadari Supraba diutus.
marencang Sang Arjuna, bersama Sang Arjuna, manututin, menuruti, pakayunan Betara Indra. kehendak Betara Indra.
bersama Sang Arjuna, menuruti, kehendak Betara Indra.
Poleng nika reke kapaca, Tepat bagian itu yang dibaca, pada kumenyat tekeng ati, sama-sama bergetar dalam hati, satingkahe ring ambara, tingkah lakunya di angkasa, makaronan saling gulgul, berdua saling menggoda.
Tepat bagian itu yang dibaca, sama-sama bergetar dalam hati, tingkah lakunya di angkasa, berdua saling menggoda.
Raden Dewi mangandika, Raden Dewi berkata, Nah ke cai, Baiklah kamu, lantasang ke basayang! terus terjemahkan!
Raden Dewi berkata, Baiklah kamu, terus terjemahkan!
Rahadyan matur sandika, Pangeran berkata dengan hormat, Ratu mas tityang, Tuanku Putri hamba menurut sairing, perintah.
Pangeran berkata dengan hormat, Tuanku Putri hamba menurut perintah.
nanging Ratu aksamayang, akan tetapi maafkanlah Tuanku, apan tityang durung weruh, karena hamba belum tahu, ring arti muah bebasan, dengan arti dan terjemahan.
akan tetapi maafkanlah Tuanku, karena hamba belum tahu, dengan arti dan terjemahan.
kari ngadabin, masih meraba-raba, basa kari peplajahan. bahasanya masih sebagai pelajar.
masih meraba-raba, bahasanya masih sebagai pelajar.
Raden Dewi raris maca, Raden Dewi lalu membaca, Rahadyan raris masanin, Sang Pangeran menerjemahkan.
Raden Dewi lalu membaca, Sang Pangeran menerjemahkan.
apan wus pratyakseng karena memang benar pandai, pascat, Raden Dewi buka ketus, Raden Dewi bagaikan tergugah.
karena memang benar pandai, Raden Dewi bagaikan tergugah.
kayune lulut kasmaran, hatinya diayun asmara, tresna asih, cinta kasih, teleb kayune kapranan. hatinya tergoda cinta.
hatinya diayun asmara, cinta kasih, hatinya tergoda cinta.
Kasusupan ban indriya, Terpengaruh oleh nafsu, kakawine mangrenanin, kakawin itu sangat menarik.
Terpengaruh oleh nafsu, kakawin itu sangat menarik.
bes sanget ngulurin cita, terlalu memenuhi nafsu, di suluke twah ya anyud, pada aliran yang deras memang akan hanyut.
terlalu memenuhi nafsu, pada aliran yang deras memang akan hanyut.
upamanya suba ada, contohnya sudah ada, suba milih, sudah memilih, sarine nangtangin kumbang. bunga berhadapan dengan kumbang.
contohnya sudah ada, sudah memilih, bunga berhadapan dengan kumbang.
Keto pakenyeting cita, Demikian terbetik dalam hati, kewala ban resep asih, tetapi tahu akan diri, dening yajalema sor, 13a. karena dia orang kebanyakan, kewala atine lulut, tetapi hati berpadu, tresnane dahat sapira, cinta bergelora, Raden Dewi, Raden Dewi, makayun ngicen kadutan. bermaksud menganugrahi keris.
Demikian terbetik dalam hati, tetapi tahu akan diri, karena dia orang kebanyakan, tetapi hati berpadu, cinta bergelora, Raden Dewi, bermaksud menganugrahi keris.
Cai te I Pakang Raras, Kamu Pakang Raras, Embok maang cai keris, Kakak memberimu keris, suba nyandang cai nganggo, sudah pantas kamu mengenakan.
Kamu Pakang Raras, Kakak memberimu keris, sudah pantas kamu mengenakan.
madanganan mas maselut, berhulukan emas yang diasah.
berhulukan emas yang diasah.
kocap purnamane benjang, hari purnama besok, apang cai, kamu harus, ogya manjus mapeningan! mandi membersihkan diri.
hari purnama besok, kamu harus, mandi membersihkan diri.
Pasaure Rahadyan, Jawab Sang Pangeran, Tityang nunas Ratu mas, Hamba menerima Tuanku, manik, paican Cokor I Dewa, anugrah Tuanku Putri.
Jawab Sang Pangeran, Hamba menerima Tuanku, anugrah Tuanku Putri.
anggen tityang Sanggah, akan hamba keramatkan, Tunggal, kalih mangge ngemit jiwa, dan untuk penjaga diri.
akan hamba keramatkan, dan untuk penjaga diri.
Mimbuh kenying, Sambil senyum, Rahaden Mantri mananggap. Rahaden Mantri menerima.
Sambil senyum, Rahaden Mantri menerima.
Di subane nanggap pabaang, Sesudah menerima anugrah, Rahadyan gelis mapamit, Sang Pangeran segera mohon diri, glising crita sampun lemah, diceritakan sudah pagi.
Sesudah menerima anugrah, Sang Pangeran segera mohon diri, diceritakan sudah pagi.
purnama Kartika nuju, kebetulan purnama bulan Kartika, Rahaden Mantri kocapan, diceritakan Rahaden Mantri, lunga mabresih, pergi membersihkan diri, masiram ngungsi ring taman. mandi menuju taman.
kebetulan purnama bulan Kartika, diceritakan Rahaden Mantri, pergi membersihkan diri, mandi menuju taman.
Sausan ida masiram, Selesai beliau mandi, raris budal ida gelis, lalu beliau segera pulang, mangraris ida ka jero, terus ke istana.
Selesai beliau mandi, lalu beliau segera pulang, terus ke istana.
ring linggihe Raden Galuh, di tempat Raden Galuh, napetang ida mapayas, menjumpai beliau berhias, muwuh rawit, bertambah cantik, dadi mimbuh kayune mendra, hingga menimbulkan hati bernafsu.
di tempat Raden Galuh, menjumpai beliau berhias, bertambah cantik, hingga menimbulkan hati bernafsu.
Raden Galuh wus mapayas, Raden Galuh selesai berhias, masekar cempaka kuning, berbunga cempaka kuning, raris ida ngicen sekar, lalu beliau memberi bunga, Rahadyan sayan kayun-yun, Sang Pangeran bertambah tergoda.
Raden Galuh selesai berhias, berbunga cempaka kuning, lalu beliau memberi bunga, Sang Pangeran bertambah tergoda.
raris ida ngambil sekar, lalu beliau mengambil bunga, manampekin, mendekati, malinggih mapapas cingak. duduk berhadap-hadapan.
lalu beliau mengambil bunga, mendekati, duduk berhadap-hadapan.
Sakatahing panyeroan, Semua pelayan wanita, tumon gaok manglingling, terpesona menatap, Ni Bayan Sangit ya bengong, Ni Bayan Sangit tertegun, mangeton Rahaden Galuh, melihat Rahaden Galuh, kalawan I Pakang Raras, beserta I Pakang Raras.
Semua pelayan wanita, terpesona menatap, Ni Bayan Sangit tertegun, melihat Rahaden Galuh, beserta I Pakang Raras.
pada apti, saling mengharap, indriyane di paheman. kobaran asmara dalam hati.
saling mengharap, kobaran asmara dalam hati.